Senja ini kuketuk pintu rumahmu,
di beranda aku berharap.
sekian lama cemas melandaku
sekian waktu sepi meyisahkan sunyi di sudut jiwa
di beranda aku berharap.
sekian lama cemas melandaku
sekian waktu sepi meyisahkan sunyi di sudut jiwa
pintu itu diam karna diam
tidak terbuka karna hanya ada satu ganggang
terkunci dari dalam
kulepas sunyi dari kesadaran
beranda ini bukan untukku
maaf sendal jepitku telah mengotori istanamu
aku kembali ke pondokku
membawa pulang mawar dari ladangku
mekar nan harum
ada setangkai di bekas kaleng
bunga hutan berwarna pelangi
kupikul bawaan ini
kususuri petak ladangku
aku sadar
ini bunga tempatnya di ladang
bukan di istanamu
karna keindahan alam tidak mampu kau sandingkan
dengan lukisan cat di pigura kolam renangmu
dan hasrat gita Cinta Sang Petani tak mampu
dikalahkan dengan selembar kertas bersertifikat
karna aku petani
manusia bebas
kekinian diriku bersama alam
hidup dalam kesederhanaan
beranda kita berbeda
warna berpadu garis memisahkan jalan kita
dan
aku tidak menyesal membawa pulang mawar ini.
….
untukmu, sahabatku….
Uran Oncu
12 Juni 2013
12 Juni 2013
No comments:
Post a Comment