Ketika
sedang mendengarkan musik, lagu Dolo-dolo saya tergerak untuk menelusuri makna
kata dolo-dolo. Dari penelusuran saya, saya masuk ke
Blog http://derosaryebed.blogspot.com/2011/11/musik-dolo-dolomusik-khas-flores-timur.html?spref=fb.
Dalam Blog ini penulis mengakui bahwa dia belum
menemukan arti etimologis dari lagu ini. Menyadari keterbatasan informasi ini,
penulis mencoba mengembangkan tulisan tentang Dolo-dolo ini dan mencoba
memberikan arti Etimologis dari Dolo-dolo ini sambil berharap putra-putri
Lamaholot tergugah untuk bersama-sama menemukan makna Dolo-dolo ini.
Dolo-Dolo, Lagu warisan Budaya.
Syair lagu dolo-dolo dan iramanya yang menyentak
merupakan ekspresi rasa syukur, harapan dan perjuangan, ketika dihadapkan
dengan geografis Flores Timur yang dulunya kering dan tandus. Rasa Syukur atas
berkat dari Raja Lera Wulan
Tana Ekan" atas
kehidupan ribu pulo ratu lema terus dikisahkan dari generasi ke
generasi. Harapan untuk berhasil terus didengungkan, Gita Cinta "Bua Dewa" ( red.
Pergilah merantau untuk mencari ilmu") senantiasa
menginsipirasi kaum mudah Flores Timur untuk pergi merantau baik untuk bekerja
maupun menimbah ilmu di tanah orang. Dan spirit perjuangan terus bergelorah
seperti asap Gunung Api di Flores Timur ( Ilebura) yang terus- menerus
mengepulkan asap dan irama gelombang pantai Selatan yang terus bergerak menyapa
bibir pantai dengan dentuman bagaikan orkestra nyanyian alam.
Etomologis Dolo-Dolo.
Ekspresi rasa Syukur, Harapan dan Perjuangan ini
dikomunikasikan secara intens dan terus bertransformasi dalam dimensi waktu dan
ruang dan menggunakan simbol. Secara etimologis, bagi penulis, Dolo-dolo
merupakan turunan dari kata " Dulu". Generasi tua menceritakan ke
generasi mudah tentang sesuatu di masa "Dulu". Sesuatu itu dikemas
dalam bentuk syair lagu. Karna pesan yang disampaikan sangat banyak maka tidak
cukup satu judul mewakili sehingga kumpulan judul-judul atau tema disatukan
dalam satu istilah " dulu-dulu,
Dolo-dolo.
Dolo-Dolo sebagai Media Komunikasi Sosial
dan Pembangunan
Rogers,Everett M dalam bukunya
Communication and Development: Critical Perspectives sebagaimana dikutip dalam
Dilla Sumadi (2007), menjelaskan bahwa:
"Ide Pembangunan semestinya dimulai
dari dalam diri masyarakat dalam rangkah membangun kapasitas dirinya. Kesadaran
inilah yang akan menuntun pada perubahaan yang lebih luas.Unsur utama model
pengembangan kapasitas atau pembangunan diri dalam strategi komunikasi adalah
partisipasi, sosialisasi.mobilisasi, kerja sama dan tanggung jawab di antara
individu-kelompok dalam perencanaan pembangunan. Pada batas ini, upaya
pengembangan kapasitas (diri) dimaksudkan untuk memberikan pencerahan,
penguatan dan pemberdayaan masyarakat dalam menggali, mengembangkan dan
meningkatkan potensi dan kemampuan mereka” (2007,132-133)
Bersambung........
No comments:
Post a Comment