Saturday 9 March 2013

Memaknai Lagu Dolo-Dolo Bagian I


Ketika sedang mendengarkan musik, lagu Dolo-dolo saya tergerak untuk menelusuri makna kata dolo-dolo. Dari penelusuran saya, saya masuk ke Blog http://derosaryebed.blogspot.com/2011/11/musik-dolo-dolomusik-khas-flores-timur.html?spref=fb.

Dalam Blog ini penulis mengakui bahwa dia belum menemukan arti etimologis dari lagu ini. Menyadari keterbatasan informasi ini, penulis mencoba mengembangkan tulisan  tentang Dolo-dolo ini dan mencoba memberikan arti Etimologis dari Dolo-dolo ini sambil berharap putra-putri Lamaholot tergugah untuk bersama-sama menemukan makna Dolo-dolo ini.

Dolo-Dolo, Lagu warisan Budaya.

Syair lagu dolo-dolo dan iramanya yang menyentak merupakan ekspresi rasa syukur, harapan dan perjuangan, ketika dihadapkan dengan geografis Flores Timur yang dulunya kering dan tandus. Rasa Syukur atas berkat dari Raja Lera Wulan Tana Ekan" atas kehidupan ribu pulo ratu lema terus dikisahkan dari generasi ke generasi. Harapan untuk berhasil terus didengungkan, Gita Cinta "Bua Dewa" ( red. Pergilah merantau untuk mencari ilmu") senantiasa menginsipirasi kaum mudah Flores Timur untuk pergi merantau baik untuk bekerja maupun menimbah ilmu di tanah orang. Dan spirit perjuangan terus bergelorah seperti asap Gunung Api di Flores Timur ( Ilebura) yang terus- menerus mengepulkan asap dan irama gelombang pantai Selatan yang terus bergerak menyapa bibir pantai dengan dentuman bagaikan orkestra nyanyian alam.

Etomologis Dolo-Dolo.
Ekspresi rasa Syukur, Harapan dan Perjuangan ini dikomunikasikan secara intens dan terus bertransformasi dalam dimensi waktu dan ruang dan menggunakan simbol. Secara etimologis, bagi penulis, Dolo-dolo merupakan turunan dari kata " Dulu". Generasi tua menceritakan ke generasi mudah tentang sesuatu di masa "Dulu". Sesuatu itu dikemas dalam bentuk syair lagu. Karna pesan yang disampaikan sangat banyak maka tidak cukup satu judul mewakili sehingga kumpulan judul-judul atau tema disatukan dalam satu istilah " dulu-dulu, Dolo-dolo.

Dolo-Dolo sebagai Media Komunikasi Sosial dan Pembangunan

Rogers,Everett  M dalam bukunya Communication and Development: Critical Perspectives sebagaimana dikutip dalam  Dilla Sumadi (2007), menjelaskan bahwa:

 "Ide Pembangunan  semestinya dimulai dari dalam diri masyarakat dalam rangkah membangun kapasitas dirinya. Kesadaran inilah yang akan menuntun pada perubahaan yang lebih luas.Unsur utama model pengembangan kapasitas atau pembangunan diri dalam strategi komunikasi adalah partisipasi, sosialisasi.mobilisasi, kerja sama dan tanggung jawab di antara individu-kelompok dalam perencanaan pembangunan. Pada batas ini, upaya pengembangan kapasitas (diri) dimaksudkan untuk memberikan pencerahan, penguatan dan pemberdayaan masyarakat dalam menggali, mengembangkan dan meningkatkan potensi dan kemampuan mereka” (2007,132-133)


Bersambung........

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...